Copyright By Dhaniar Retno Wulandari | Powered by Blogger

Jumat, 30 September 2022

Cerita Praktik Baik PPL PPG dengan Metode STAR

Praktik Pembelajaran Inovatif: Menyajikan Pidato Persuasif secara Menarik dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

 

Dhaniar Retno Wulandari, S.S., M.Pd.

(Guru Bahasa Indonesia SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo; Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022 LPTK Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

 

Aksi atau praktik pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik kelas IX-B SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo Semester Gasal Tahun Ajaran 2022/2023 dalam menyajikan pidato persuasif secara menarik dengan model pembelajaran berbasis masalah. Sesuai tujuannya, aksi ini dilaksanakan di SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, tepatnya tanggal 14 September 2022.

 

Situasi

Kondisi yang melatarbelakangi aksi ini adalah ketertarikan peserta didik dalam menyajikan pidato persuasif masih kurang. Berdasarkan identifikasi masalah, eksplorasi penyebab masalah, dan penentuan penyebab masalah; disimpulkan bahwa penyebab masalah tersebut adalah saya sebagai guru  belum merencanakan pembelajaran menyajikan pidato persuasif secara matang.

Menurut Meirwandina Putra, S.S., penulis buku nonfiksi (buku ajar dan pengayaan) bersertifikat kompetensi dari BNSP, hal yang menyebabkan guru belum mengembangkan perangkat pembelajaran dengan baik adalah guru belum menguasai teori dasar pembelajaran dan membaca dokumen kurikulum dengan sungguh-sungguh. Guru hendaknya memotivasi dirinya untuk rajin belajar, misal belajar dengan para ahli. Guru harus mengumpulkan banyak informasi dan terus berlatih. Guru harus memilih lingkungan yang mendukungnya untuk menjadi lebih baik.

Praktik pembelajaran ini penting dibagikan karena bisa menambah referensi praktik pembelajaran inovatif, khususnya materi menyajikan pidato persuasif secara menarik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, praktik ini diharapkan dapat memotivasi guru-guru di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitasnya sebagai guru profesional yang integratif. Dengan begitu, guru dapat mengembangkan potensinya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi dan penentuan solusi, saya bertanggung jawab merancang pembelajaran secara cermat agar ketertarikan atau minat belajar peserta didik SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo dalam menyajikan pidato persuasif dapat meningkat. Dengan demikian, potensi peserta didik dalam keterampilan berbicara di depan umum, khususnya berpidato, dapat berkembang.

 

Tantangan

Ada beberapa tantangan untuk mencapai tujuan tersebut. Tantangan pertama, saya membutuhkan banyak waktu dan ketekunan untuk merencanakan pembelajaran tersebut. Proses penyusunannya dimulai saat pembelajaran Pembuatan Rencana Aksi sebelum pelaksanaan Peer Teaching dan Uji Komprehensif Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada pertengahan Agustus 2022. Selanjutnya, rancangan tersebut saya periksa kembali sebagai bekal Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau Praktik Pembelajaran Inovatif PPG yang dimulai pada akhir Agustus 2022. Tantangan kedua, saya perlu melakukan kajian literatur yang mendalam serta wawancara beberapa pihak. Pihak yang terlibat dalam mengatasi tantangan tersebut adalah saya sendiri sebagai guru, kepala SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, rekan-rekan guru SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, para pakar, dan perwakilan alumni peserta didik SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo.

Arif Usman Ashari, S.T. selaku kepala SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo menyarankan agar saya menyajikan contoh pidato persuasif, baik tertulis, audio, maupun audiovisual. Senada dengan itu, Muhdiyatmoko, M.Pd. selaku praktisi pendidikan mengemukakan bahwa masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan berbagai metode yang menarik, kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi ajar pidato persuasif, misal menggunakan media audiovisual yang memantik keberanian peserta didik untuk memunculkan gagasan dan idenya. Guru bisa memperlihatkan video pidato persuasif yang menarik sebagai role model. Siti Yulaikhah, S.Psi., Psi. selaku psikolog mengemukakan solusi, guru bisa mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran yang sesuai sehingga peserta didik bisa fokus dalam pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan teknologi atau aplikasi dalam pembelajaran.

Menurut Walker (2017: 144), penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran, misal mengajarkan sebuah penguasaan keterampilan, adalah hal yang bijaksana. Selama mendukung pembelajaran, integrasi teknologi dapat membawa kegembiraan bagi guru dan peserta didik. Anna Yuniati, S.H., M.Pd. selaku praktisi pendidikan menegaskan, manfaat implementasi teknologi  dalam pembelajaran sangat besar. Teknologi informasi dan komunikasi maupun teknologi lain dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif. Adapun ciri proses pembelajaran tersebut, yaitu memperbaiki mutu pembelajaran sebelumnya, meningkatkan minat belajar peserta didik, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan peserta didik.

Berkenaan dengan mutu pembelajaran sebelumnya itulah, saya tergerak hati untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didik kelas IX-B SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo pada dua tahun ajaran sebelumnya. Selaras dengan itu, Azka Amanina, S.Psi. selaku guru Bimbingan Konseling SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo mengemukakan bahwa guru perlu memahami permasalahan pembelajaran yang dihadapi peserta didik, misal dengan melakukan evaluasi pembelajaran atau mendengarkan tanggapan dan harapan dari peserta didik.

Hanin Azizah, peserta didik kelas IX-B SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo Tahun Ajaran 2021/2022, memberikan tanggapan bahwa proses pembelajaran pidato persuasif sudah cukup bagus dan mudah dipahami. Harapannya, semoga bisa lebih baik lagi. Alifah, peserta didik kelas IX-B SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo Tahun Ajaran 2020/2021, memberikan tanggapan bahwa pembelajaran menyajikan pidato persuasif telah melatih kemampuannya dalam berbicara sekaligus mengajarkannya lebih percaya diri. Ia berharap kegiatan pembelajaran tersebut lebih baik, yakni dengan bimbingan dari guru, agar peserta didik lebih siap dan matang dalam menyajikan pidato persuasif.

Pembelajaran berbicara hendaknya dilakukan guru secara sungguh-sungguh dengan berbagai teknik yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai (Abidin, 2021: 135). Membuat pidato persuasif adalah keterampilan berharga bagi peserta didik. Semakin banyak peserta didik berlatih menulis dan menyajikan pidato persuasif, semakin percaya diri mereka menghadapi situasi kehidupan nyata yang muncul dengan sendirinya (The Editorial Team, 2020, https://resilienteducator.com).

 

Aksi

Berdasarkan itulah, diambil langkah-langkah untuk menghadapi tantangan tersebut, yakni menyiapkan media pembelajaran yang bervariasi, menentukan metode yang beragam, dan model pembelajaran yang inovatif. Media pembelajaran yang digunakan adalah media teks, media visual, dan media bergerak (audiovisual). Metodenya meliputi pemodelan teks (audiovisual), kolaborasi, dan curah gagasan terstruktur. Adapun model pembelajaran yang dipilih adalah model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah.

O. Akinoglu dan O.R. Tandogan (dalam Ariyana dkk, 2018: 33–34) mengemukakan sebelas kelebihan model pembelajaran berbasis masalah. Enam di antaranya, yaitu mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja dalam tim, mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi, mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, memotivasi pembelajaran, memberikan keterampilan mengelola waktu, serta membantu peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Berkenaan desain pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi, Nurul ‘Aini, M.Pd. selaku guru bidang bahasa SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo mengemukakan bahwa hal itu dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis suatu masalah sehingga peserta didik bisa lebih kritis dan kreatif.

Menurut Miyarso (2019: 9–23), karakteristik rancangan pembelajaran inovatif abad ke-21, yakni berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru, berorientasi HOTS, berintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi, berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan keterampilan 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thinking, dan Communication), berorientasi pengembangan kemampuan literasi, serta berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Oleh karena itulah, strategi yang saya gunakan dalam aksi atau praktik pembelajaran ini, yaitu melakukan pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru, berorientasi HOTS, berintegrasi dengan teknologi, serta berorientasi pada keterampilan 4C, kemampuan literasi, dan penguatan karakter. Prosesnya diawali pendahuluan (orientasi, apersepsi, dan motivasi), kegiatan inti (fase ke-1 sampai dengan ke-5), lalu penutup (evaluasi dan rencana tindak lanjut).

Menurut R.I. Arends (dalam Ariyana dkk, 2018: 32), langkah kerja model pembelajaran berbasis masalah terdiri atas lima fase, yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kemudian menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan hal itu, saya menayangkan pemodelan melalui layar proyektor pada fase pertama. Saya juga menyampaikan masalah kontekstual yang akan dipecahkan peserta didik secara berkolaborasi. Masalah kontekstual tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Mengapa kita perlu berlatih sebelum berpidato?
  2. Adakah kemungkinan kita gugup ketika berpidato padahal sudah banyak berlatih? Bagaimana cara mengatasi gugup saat berpidato?
  3. Bagaimana seandainya, kalian sudah banyak berlatih, tetapi penampilan kalian tidak sesuai harapan?

Pada fase kedua, saya mengarahkan peserta didik untuk berkolaborasi dengan kelompok masing-masing dan memastikan setiap anggota memahami tugasnya. Pada fase ketiga, saya membimbing peserta didik dalam mengumpulkan informasi dan menghasilkan solusi dari permasalahan kontekstual yang mereka peroleh. Pada fase keempat, saya membimbing peserta didik dalam berlatih menyajikan pidato dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya, saya mengorganisasi perwakilan kelompok untuk menyajikan pidato persuasif secara menarik di depan kelas. Pada fase kelima, saya mengarahkan peserta didik untuk merumuskan simpulan apresiasi dan saran dari semua perwakilan kelompok.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi tersebut, yaitu saya sebagai guru, peserta didik, kepala sekolah, dan teman-teman sejawat. Sumber daya atau materi yang diperlukan, yaitu buku guru dan buku siswa, ponsel dan jaringan internet, laptop, proyektor LCD, pengeras suara, arus listrik, salindia dari PowerPoint, video dari YouTube, LKPD Kolaborasi dan LKPD Mandiri yang mencakup Pedoman Penilaian Keterampilan Berpidato, serta instrumen penilaian.

 

Refleksi

Dampak dari aksi atau praktik pembelajaran ini adalah ketertarikan peserta didik dalam menyajikan pidato persuasif meningkat. Hal itu tampak dari keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tersebut. Hasilnya cukup efektif karena 100% peserta didik yang merespons evaluasi pembelajaran melalui Google Form menyatakan bahwa suasana belajar saat itu menyenangkan, 100% menyatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan guru saat itu menarik, 90% telah paham menyajikan pidato persuasif secara menarik, 90% termotivasi untuk menyajikan pidato persuasif secara menarik, dan 90% tertarik dengan dengan fase-fase pembelajaran tersebut.

Melalui Ruang Kolaborasi Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Ke-2 dalam LMS 03 PPG Daljab 2022 LPTK Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Dyah Ambarwati, S.Pd. mengemukakan bahwa langkah-langkah kegiatan pembelajaran tersebut sudah dilakukan secara urut dan jelas; mulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Fase pembelajaran pertama sampai dengan kelima juga disampaikan. Guru menggunakan LCD untuk menyampaikan materi. Guru juga memanfaatkan papan tulis pada saat pembelajaran, adapun tulisan Ibu Guru bagus dan terbaca dengan jelas. Peserta didik berani tampil di depan dengan percaya diri pada saat berpidato. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk menyampaikan masukan. Dyah Ambarwati, S.Pd. menambahkan, “Ruang kelas terlihat sejuk.”

Menurut Titin Suryani, S.Pd., praktik pembelajaran ke-2 tersebut sudah sangat bagus dan lebih mantap daripada praktik pembelajaran ke-1. Langkah-langkah pembelajaran sudah dilakukan secara runtut, peserta didik juga aktif. Titin Suryani, S.Pd. menambahkan, ”Saya sangat terkesan dengan suasana kelasnya yang sejuk dan adem sehingga proses pembelajaran menjadi nyaman.”

Sri Waliyah, S.Pd. berpendapat, semua langkah pembelajaran sudah tersampaikan dengan urut dan baik, suara guru jelas sehingga peserta didik dapat memahami yang disampaikan guru, pencahayaan video terang, sudah menggunakan LCD dan papan tulis untuk pembelajaran, peserta didik aktif, serta aksi kedua ini lebih bagus dan kreatif. Sri Waliyah, S.Pd. juga berpendapat bahwa pengambilan video bagus sekali karena memfokuskan kamera ketika guru menayangkan media, juga gerak peserta didik ketika tampil di depan kelas. Senada dengan itu, Sri Kanthi Masyuni, S.Pd. menuturkan bahwa “... guru dan peserta didik aktif saat KBM. Pengambilan video pembelajaran bagus ....”

Uraian respons dari teman-teman sejawat PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022 LPTK UMP tersebut sekurangnya telah menunjukkan keberhasilan strategi pembelajaran menyajikan pidato persuasif secara menarik dengan model pembelajaran berbasis masalah pada aksi atau praktik pembelajaran ini. Faktor keberhasilan tersebut adalah peningkatan kompetensi guru yang mencakup pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional selama mengikuti PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022 di LPTK UMP atas beasiswa dari Direktorat PPG, Kemdikbudristek. Faktor yang tidak kalah penting, yaitu kolaborasi peserta didik, guru, kepala SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, rekan-rekan guru SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, tenaga kependidikan SMPIT Ar-Risalah Sukoharjo, serta teman sejawat dari tim media Yayasan Ar-Risalah. Alhamdulillâh.

 

Referensi

Abidin, Yunus. 2021. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Cetakan IV. Bandung: Refika Aditama.

Ariyana, Yoki dkk. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Miyarso, Estu. 2019. Modul 4: Perancangan Pembelajaran Inovatif (Mata Kuliah Pedagogik Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pemerintah Republik Indonesia. 2003. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional”.

The Editorial Team. 2020. “Simple Steps to Create a Persuasive Speech”. https://resilienteducator.com. Diakses tanggal 9 Agustus 2022 pukul 14.11.

Walker, Timothy D. 2017. Teach Like Finland (Mengajar seperti Finlandia): 33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang Menyenangkan. Cetakan III. Jakarta: Grasindo.

Wulandari, Dhaniar Retno. 2022. “LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah: PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022”. Pendidikan Profesi Guru (PPG), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

_______. 2022. “LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi: PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022”. Pendidikan Profesi Guru (PPG), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

_______. 2022. “LK 2.2 Menentukan Solusi: PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022”. Pendidikan Profesi Guru (PPG), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

_______. 2022. “LK 3.1 Menyusun Best Practices: PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun 2022”. Pendidikan Profesi Guru (PPG), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).