Copyright By Dhaniar Retno Wulandari | Powered by Blogger

Selasa, 08 September 2020

Pedoman Praktis Menuntut Ilmu

Thalabul-‘ilmi farîdhatun ‘alâ kulli muslimin. Itu adalah hadis yang saya kenal sejak masih duduk pada bangku sekolah dasar. Artinya, menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim. Muslim yang dimaksud adalah muslim laki-laki maupun muslim perempuan.

Dr. ‘Aidh ibn Abdullah al-Qarni dalam penutup Menjadi Pelajar Berprestasi: Pengalaman Para Ulama Besar (2015) menaruh salam hormat kepada para penuntut ilmu. Beliau mendoakan mereka agar selalu mendapat taufik dari Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Âmîn.

Menjadi Pelajar Berprestasi: Pengalaman Para Ulama Besar merupakan hasil terjemahan Yodi Indrayadi dari Kaifa Tathlubu al-‘Ilma yang diterbitkan Maktabah al-Obeikan (Riyadh). Buku yang diterjemahkan Yodi Indrayadi tersebut diterbitkan oleh Qisthi Press pada tahun 2006. Namun, buku yang ada di tangan saya merupakan cetakan ketujuh belas (Juni 2015). Mâsyâ Allâh. Agaknya buku tersebut terbit setelah Jangan Bersedih: Jadilah Wanita yang Paling Bahagia karya ‘Aidh al-Qarni yang saya baca tuntas saat masih menempuh studi S-1.

Menjadi Pelajar Berprestasi: Pengalaman Para Ulama Besar merupakan pedoman praktis untuk para penuntut ilmu. Di dalamnya ada lima puluh halaman yang memuat 82 hal yang bisa dikerjakan para penuntut ilmu sehingga keselamatan dan keberkahan mewarnai kehidupannya. Hal itu dimulai dengan daftar kitab yang harus dihafal selain Al-Qur’an, yaitu Bulûghu al-Marâm, Riyâdhu ash-Shâlihin, dan empat kitab lainnya. Beliau melengkapi bahwa hafalan akan sangat terbantu dengan ketakwaan kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ (hal ke-46).

‘Aidh al-Qarni menekankan, hendaknya kita menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai patokan ilmu (hal ke-17). Adapun memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman para sahabat dan salafu al-shâlih adalah syarat mutlak (hal ke-69). Beliau juga membagi petunjuk praktis menghafal Al-Qur’an (hal ke-27). Petunjuk pertama adalah niat mencari ridha Allah, adapun petunjuk terakhir adalah membaca tafsir sesuai hafalan. Berkenaan itu, beliau telah menyarankan Tafsîr Ibn Katsîr menjadi salah satu buku wajib di perpustakaan seorang penuntut ilmu (hal ke-2). Beliau mengemukakan bahwa tafsir, fikih, dan hadis merupakan tiga ilmu utama yang hendaknya dibaca dan dikaji (hal ke-53). Selain Tafsîr Ibn Katsîr, beliau juga menyarankan Tafsîr al-Qurthubi (hal ke-71).

Beliau mengingatkan tentang penyakit hati yang bisa menghinakan dan membinasakan para penuntut ilmu (hal ke-20). Penyakit hati itu, antara lain, riya’, dengki, dan takabur. Obat ketiga penyakit hati tersebut, yaitu ikhlas, meminta perlindungan kepada Allah, dan rendah hati.

Demikian kandungan ringkas buku Menjadi Pelajar Berprestasi: Pengalaman Para Ulama Besar. Buku tipis yang bisa masuk saku, tetapi kaya pedoman praktis bagi para penuntut ilmu. Saat saya telah membacanya secara tuntas, saya merasa belum puas. Saya pun mengulangnya dan saya merasa lebih bahagia. Ya, petualangan mencari ilmu memang membahagiakan.

Boyolali, 22 Februari 2020

 

Artikel ini telah dipublikasikan dalam majalah Ar-Royyan Edisi 57 (Ar-Risalah Peduli, Maret 2020) pada rubrik Bicara Buku.